Di tepi taman kota, ada seekor kucing bernama Cucing yang sedang berjalan sambil menggigit leher anaknya satu-satu. Ia melakukan itu, karena berencana pindah tempat tinggal.
Beberapa hari kemudian, Cucing pun memindahkan lagi anak-anaknya ke tempat lain. Saat di perjalanan, Cucing bertemu dengan Burung Pipit. Burung Pipit tersebut tersenyum melihat kelakuan Cucing.
Burung Pipit itu pun seketika berbicara dalam hatinya, "Ih ngapain kucing kurang kerjaan itu, setiap waktu memindahkan anak anaknya", ejeknya.
"Selamat pagi wahai Cucing kurang kerjaan," sapa Burung Pipit.
Cucing menjawab, "Maksudnya siapa yang kurang kerjaan?"
"Kamu lah." sahut Burung Pipit sambil tersenyum mengejek.
"Emangnya kurang kerjaan bagaimana?" ujar Cucing.
"Setiap waktu selalu memindahkan anak-anakmu. Bukankah itu kurang kerjaan?" "Kalau kamu tidak mengerti sesuatu, sebaiknya jangan bicara sembarangan," jawab Cucing dengan tegas.
Suatu hari, Burung Pipit menangis. Pasalnya, anak-anaknya hilang. Sarangnya pun kosong. Rupanya, seekor ular yang sejak seminggu lalu mengamati Burung Pipit. Ular itu pun telah menemukan sarangnya. "Hai Pipit, kamu kenapa? teriak Cucing yang sedang bermain dengan anak-anaknya, tepat di bawah sarang Burung Pipit. "Anak-anakku dicuri ular," jawabnya sambil menangis. "Sekarang kamu mengerti bukan tujuan aku memindahkan anak-anakku? Kalau tempatnya tetap anak-anakku bisa hilang dimangsa musang. Carilah tempat tinggal yang lebih tersembunyi atau lebih tinggi," ujar Cucing.
Dengan kejadian tersebut, Burung Pipit pun akhirnya mengerti alasan Cucing sering memindahkan anak-anaknya ke tempat lain.